Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan teknologi di Indonesia, maka industri asuransi sebagai penunjang perekonomian nasional ikut berkembang pula, baik dari segi jumlah perusahaan nasional maupun patungan, SDM, permodalan maupun premi asuransinya.

Dengan semakin banyaknya pengguna jasa asuransi dan semakin tingginya kompetisi di industri asuransi, maka di dalam usaha penyelesaian ganti rugi asuransi yang tepat, cepat dan tidak memihak. Untuk itu diperlukan pihak ketiga yang independen dan profesional didalam menangani penyelesaian ganti rugi tersebut, yaitu perusahaan loss adjuster (penilai kerugian asuransi). Hal ini sejalan dengan Undang-Undang (UU) No.2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian yang menyatakan bahwa loss adjuster merupakan salah satu perusahaan penunjang usaha asuransi.

Berkaitan dengan PT. Sapta Pirsa Mandiri, ternyata dari tahun 1995 sampai dengan tahun 1998 pangsa pasarnya selalu menurun, dimana pertumbuhan produksinya selalu lebih rendah dari pada pertumbuhan produksi industri loss adjuster (nasional). Untuk itu diperlukan suatu strategi pemasaran untuk meningkatkan pangsa pasarnya. Sehubungan dengan hal ini, maka telah dilakukan analisis internal, analisis eksternal/lingkungan dan analisis SWOT.

Sedangkan sasaran pemasaran yang direkomendasikan adalah : (1) penetrasi pasar, (2) pengembangan jasa dan (3) pengembangan pasar.

Sasaran pemasaran berupa penetrasi pasar dan pengembangan pasar masing-masing diikuti oleh strategi pemasaran yang terdiri dari 7 Ps yaitu : Product, Price, Place, Promotion, People, Process serta Physical Evidence. Dengan 2 (dua) strategi pemasaran tersebut diatas diharapkan pangsa pasar PT. Sapta Pirsa Mandiri akan dapat meningkat dari 1,79 % pada tahun 1998 menjadi sekitar 3,5 % pada tahun 2002.



Research Location: PT. Sapta Pirsa Mandiri

Supervisor: Drs. H. Yandhi Manthovani, Dip.M, MM

Accepted: 30 November 1999



For IPMI Internal -- Read at library only